Rahim Pengganti

Bab 50 "Baby Moon"



Bab 50 "Baby Moon"

0Bab 50     

Baby Moon     

Hari ini kediaman Mama Ratih kedatangan Tante Elsa, adik dari almarhum Papa Bian. Wanita itu selalu berkunjung ke rumah ini setiap bulannya. Diusia yang sudah sangat matang, dia belum jug ingin menikah. Hal itu terkadang membuat Mama Ratih cemas akan kehidupan adik iparnya.     

Hidup seorang diri di Amerika dengan kehidupan yang bebas membuat Mama Ratih sering mengkhawatirkan Tante Elsa.     

"Kami kenapa baru ke sini sekarang, kan acaranya Bian dan Carissa itu tiga hari yang lalu," omel Mama Ratih. Tante Elsa hanya memasang wajahnya senyum, wanita itu sangat malas pergi ke pesta seperti itu karena akan ada sesuatu hal sensitif yang akan di bahas.     

"Kakak tahu, kenapa aku tidak datang, kan. Lagi pula, aku sudah di sini bertemu dengan keponakan cantik aku. Ya ampun, Bian bisa cari istri. Kemana aja anak itu selama ini, baru bisa dapat istri seperti ini," ucap Tante Elsa. Carissa yang ada di sana hanya tersenyum tipis, sudah sejak beberap hari yang lalu orang orang yang, menatapnya akan berkata seperti itu.     

Caca juga tidak mengerti kenapa dan bisa semuanya tidak suka dengan sikap Della. Ada rahasia apa lagi, yang belum Carissa tahu selain hubungan Aiden dan Della. Ibu hamil itu jadi penasaran akan hal tersebut.     

"Kamu gak ngidam apa apa gitu Ca? Tante pengen lihat Bian yang susah padahal," ujarnya sembari menatap ke arah Bian. Sedang yang ditatap hanya melirik malas, Tante nya itu memang selalu saja seperti ini menggod keponakannya.     

"Gak ada Tante, kalau iya gak terlalu parah sih, iya kan, Mas?" tanya Caca. Bian hanya mengangukkan kepalanya, jika dirinya menjawab berbeda dapat di pastikan kalau istrinya itu akan ngambek. Melihat ekspresi wajah Bian, Tante Elsa tahu apa yang sebenarnya. "Harusnya lebih parah parah parah Ca. Sebagai seorang suami, Bian harus stay jagain kamu nurutin semua keinginan kamu. Nanti kalau ngidam lagi, minta yang aneh aneh yang biar lucu," sahut Tante Elsa.     

"Tante apa apain sih. Jangan mempengaruhi istri aku ya, aku gak suka Tante. Sayang, jangan dengari Tante Frozen dia emang gak suka lihat aku bahagia," ujar Bian dengan dramanya, seolah dirinya yang tersakiti.     

Mama Ratih dan Caca sudah tertawa melihat Bian dan Tante Elsa bertengkar, aduh mulut keduanya itu sangat asyik untuk didengar, Mama Ratih memberikan kode untuk meninggalkan mereka. Sejak kecil Bian selalu diasuh oleh Tante Elsa itulah kenapa wanita itu sudah seperti ibu bagi Bian. Jika Mama Ratih atau almarhum sang Papa marah, maka tempat terbaik untuk mengadu adalah Tante Elsa.     

***     

Semua orang ada di dalam kamarnya masing masing memikmati sore harinya dengan bersantai sedangkan Tante Elsa, saat ini duduk di dekat Siska. Wanita itu tahu ada rasa yang sedang di sembunyikan oleh Siska, meskipun anak itu tidak berbicara tapi gestur tubuhnya mengatakan hal lain.     

"Ada apa Sayang?" tanyanya sembari mengusap rambut, Siska dengan penuh cinta dan kasih sayang. Siska langsung memeluk tantenya itu dengan erat, dan tak la air mata Siska mengalir.     

Elsa memberikan kenyamanan dan ketenaran untuk keponakannya itu, memberika ruang untuk Siska bercerita. Bukan hanya dekat dengan Bian, tapi juga Siska bahkan sampai detik ini Siska lebih nyama bercerota dengan Elsa, dibandingkan sang Mama.     

"Menangis lah terlebih dahulu. Setelah kamu tenang, dan bisa cerita jangan ada air mata yang mengalir."     

Itulah kata kata yang sering diucapkan oleh Tante Elsa untuk Bian atau Siska yang sedang membutuhkan dukungan dari dirinya.     

Lima belas menit berlalu, Siska sudah cukup tenang gadis itu sudah tidak menangis lagi. Tante Elsa tersenyum, dan menghapus air mata sang keponakan dengan lembut dan berkata. "Berhenti menangisnya, sudah terlalu banyak air mata yang kamu keluarkan untuk orang yang menyakiti hati kamu." Kembali Siska memeluk Tante Elsa dengan erat, sakit itulah yang dirasakan oleh Siska saat ini. Hancur yaa seperti itu perasaannya sekarang.     

***     

Makan malam kali ini, berjalan dengan sangat damai suara dentingan sendok yang terdengar sesekali Bian dan Carissa saling menatap hal itu membuat Tante Elsa geli melihat keintiman kedua nya.     

"Nanti setelah makan malam kita ngobrol di ruang keluarga ya. Tante ada kado spesial buat kamu," ujar Tante Elsa.     

"Ngasih kado yang mahal Tan. Masa pebisnis terkenal gak ada uang," sindir Bian. Tante Elsa ada CEO muda yang sangat terkenal, bahkan orang orang sering menamainya Srikandi bisnis.     

"Mas!!" tegur Caca.     

"Keponakan gak tahu diri emang, duit kamu juga banyak, kan. Malahan lebih banyak kamu bisnisnya di mana mana, lah Tante apaan," jawab Tante Elsa.     

"Iyain aje deh. Udah tua ntar ngambek," ucap Bian sekenanya. Mendengar ucapan itu, Tante Elsa ingin menjawab namun, di urungkan ketika melihat tatapan tidak biasa dari Mama Ratih seketika nyalinya ciut untuk hal itu.     

Mereka semua sudah duduk di sofa ruang tamu, menanti Tante Elsa yang masih berada di dalam kamarnya. Bian sudah gelisah sejak tadi, menunggu sang Tante dengan perasaan kesal.     

"Kamu itu mau ngapain emangnya Bian. Kok gak sabaran banget," ujar Mama Ratih.     

"Malas Ma. Tante suka aneh aneh jadi, malas kalau nunggu," ucap Bian.     

"Kamu tuh gak pernah berubah."     

"Yuhuu. Aku datang ke sini membawa sebuah kebahagian," teriak Tante Elsa. Mendengar hal itu membuat Bian memutar bola matanya jengah, ingin marah namun, tak bisa karena pasti istrinya itu akan ikutan marah dengannya.     

"Nih ambil, hadiah buat kamu. Tante harap kamu suka," ucap Tante Elsa sembari memberikan, amplop cokelat kepada Carissa. Wanita hamil itu menerimanya dengan tatapan yang bingung. "Buka aja, lumayan loh. Tante lagi baik dengan anak xurut di sebelah kamu itu," lanjutnya.     

Mendengar ucapan tersebut membuat, Bian malas dan tidak suka. Carissa hanya tersenyum tipis, lalu membuka isi amplop tersebut. Mata Caca melotot tajam ketika melihat sebuah tiket.     

"Lombok!!" teriak Siska ketika melihat isi amplop tersebut. Gadis itu histeri dan berjalan melangkahkan kakinya, ke tempat duduk Caca menatap apa yang ada di sana.     

"Itu tiket buat kalian berdua. Nikmati Baby Moon, buat Carissa bahagia ya di sana Bian. Tante udah siapkan semuanya, kalian hanya tinggal senang senang di sana," ucap Tante Elsa. Mendengar ucapan tersebut membuat, Caca terbaru dan menatap ke arah Tante Elsa. "Anggap saja itu hadiah pernikahan yang Tante berikan untuk kalian ya, semoga kalian suka, dan maaf cuma ini yang bisa Tante berikan untuk kalian," lanjutnya lagi.     

"Makasih banyak Tante. Ini sudah terlalu banyak untuk kami," jawab Carissa.     

"Belum lah uang Tante gak akan berkurang kalau beliin kami jet pribadi," celetuk Bian. Mendengar ucapan tersebut Caca langsung memukul tangan suaminya itu.     

"Gak boleh gitu Mas. Kamu ini selalu saja."     

Semuanya bahagia dengan apa yang menjadi kejutan dari Tante Elsa, tak lupa Siska tidak mau kalah. Gadis itu ingin dihadiahkan juga liburan, Tante Elsa yang tidak bisa menolak semua keinginan keponaknnya segera mengangukkan kepala. Sedangkan Mama Ratih hanya bisa geleng geleng kepala melihat anak anaknya yang selalu bersikap manja dengan Elsa.     

###     

Hai hai hai, mampir ke ceritaku lainnya yok.     

1. Hot Duda     

2. Imperfect Marriage     

Keduanya memiliki kisah yang juga menarik loh, ditunggu kehadiran kalian. Terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.